Cemberut.... Di mana-mana orang menunjukkan wajah cemberut. Di trotoar orang-orang berjalan cemberut. Di pasar-pasar, orang-orang berjualan menunggu pelanggan dengan wajah cemberut. Di terminal bus antar kota, orang-orang pasang muka cemberut. Para pengendara motor berhenti di lampu merah, mukanya cemberut. Di dalam taksi, sopir dan penumpangnya sama-sama cemberut. Di ruang tunggu bandara, orang-orang duduk berderet dengan wajah cemberut. Di kantor, bos-bos cemberut, anak buah pun cemberut. Mulai dari top manager sampai cleaning service semua cemberut.
Mengapa hari ini tiba-tiba semua orang cemberut? Aku seperti melewatkan sesuatu. Adakah mungkin hari ini ditetapkan sebagai hari cemberut nasional? Hari ini mungkin telah terjadi inflasi? Hari ini ada bencana di belahan bumi tertentu? Ada wabah? KLB? Pageblug?
Sepertinya semua orang benar-benar telah terkena wabah cemberut. Hanya anjing saja yang tidak cemberut. Anjing putih belang hitam mengais sampah, lalu ngeloyor tanpa hasil. Wajahnya tetap berseri-seri, menjulurkan lidahnya sambil berlari-lari kecil, sesekali mengedus-endus di sana-sini.
Oh, entahlah. Lama-lama aku ketularan cemberut juga, sama dengan mereka. Tapi mengapa mereka harus mempengaruhi aku? Kok aku jadi ikut-ikutan? Urusan mereka kan bukan urusanku? Tidak ada alasan untuk cemberut bagiku, maka, aku tidak perlu cemberut. Akupun tersenyum. Meringis. Tertawa. Hahahaha. ….