Tiba-tiba aku sudah ada di pedalaman yang gelap. Hutan belantara yang tidak pernah kukenali sebelumnya. Tebing tinggi yang dibungkus dedaunan semak menghalangi pemandangan di sebelah kananku. Sisi kiriku hanyalah belantara yang tidak mengijinkan aku mengenali arah.
Aku berharap tidak bertemu binatang buas atau makhluk menyeramkan lainnya di hutan ini. Aku mencoba melangkah, walaupun badan rasanya remuk semua. Entah apa yang terjadi padaku, seperti baru bisa bergerak setelah sekian lama tubuhku dibekukan. Gemericik air terdengar, semakin keras. Semakin jelas seiring aku melangkah. Sepertinya aku mulai mendekatinya. Sehampar sungai yang bening dengan air terjun yang indah....
Mata tiba-tiba tertuju pada sesosok makhluk cantik sedang mandi. Wow... Eksotik! Makhluk apa itu? Tiba-tiba aku inget pada kisah Jaka Tarub deh kalau gini. Bener eh... ada lebih dari satu sosok "perempuan" yang mandi di sana. Entah itu bidadari ataukah jin penghuni hutan ini. Bermunculan dari dalam air dan sebagian dari belakang air terjun. Kulitnya bersih-bersih, berwarna pula. Ada yang putih, merah muda, kuning, ... satu... dua... tiga... empat... .
"Aaaakh...!"
Ada yang berteriak.... Akupun kaget.
Sambil menunjuk jari ke arahku, satu diantara mereka seakan menunjukkan kepada yang lain kalau ada 'sang pengintai' disini. Semua yang ada di sana kemudian seperti kebingungan dan menenggelamkan tubuh mereka ke air dan hanya menampakkan kepala mereka saja. Gaduh dan riuh diantara mereka tidak ketahuan berbicara apa, mungkin bahasa mereka sendiri.
Rupanya teriakan itu memanggil penghuni rimba. Ada sekitar dua puluhan orang berpakaian adat pedalaman tiba-tiba sudah mengepungku dengan senjata berupa tombak siap menerjang ke arahku. Satu diantara mereka yang badannya paling besar dan pakaiannya paling lengkap mendekat ke arahku. Aku tidak dapat berucap apapun karena belum tentu mereka tahu bahasaku.
Dengan wajah serem dia menatap tajam ke wajahku saat dia sudah dekat. Lalu dia menjauh lagi, badannya berbalik. Lalu secepat kilat dia melakukan jurus tendangan maut ke arahku. Kakinya melayang dan menghajar habis ke arah dadaku, akupun terhempas dan melayang tinggi lalu jatuh dan ....
Gubrak....!!!
Pesawat yang kunaiki ternyata barusan hard landing di bandara.
"Penumpang yang terhormat, kita baru saja mendarat di bandara Sentani Jayapura. Waktu sudah menunjukkan pukul...."
0 komentar:
Posting Komentar