Pagi hari yang bening. Aku baru saja bangun tidur di sebuah hotel yang berada di pinggiran Teluk Jayapura. Membuka jendela, suasana cerah dengan pemandangan air laut yang berkilauan di sinar matahari.
Menggeliat sejenak sambil melakukan gerak badan ringan. Terasa penatnya badan setelah semalam mengakhiri sebuah acara akbar, Jambore Pelayanan Primer yang dihadiri para dokter dan petugas Puskesmas serta Klinik Pratama serta Klinik TNI/Polri. Acara berlangsung tiga hari dari Rabu sampai Jumat (27-29/08/2014), aku bertindak sebagai pimpro, alias ketua panitia kegiatan kantor itu.
Pagi ini aku bersyukur sekali, semua berjalan lancar. Tak ada permasalahan yang berarti, walaupun kekurangan selalu saja ada. Tak mungkin sebuah event benar-benar berlangsung perfect dalam pandangan setiap orang. Tapi secara umum, semua berjalan lancar.
Baru awal puasa lalu aku bergabung disini. Sekitar dua bulan lalu aku menjadi bagian dari teamwork baru di Divisi Regional Papua ini. Memiliki teamwork yang hebat seperti ini memang sebuah keberuntungan bagiku. Tidak terbayang puluhan tahun silam aku akan bisa seperti ini. Masih terasa begitu beratnya memimpin sebuah organisasi remaja, muda-mudi karang taruna RT di kampungku, untuk pertama kalinya dipercaya memimpin waktu aku masih berusia belasan tahun. Yang memimpin dan yang dipimpin masih sama-sama belajar berorganisasi. Kini, ibaratnya hanya dengan tersenyum saja mereka tahu, hal terbaik apa yang harus dilakukan.
Aku bergegas memanaskan air dan menuangnya di sebuah cangkir. Lalu mencelup teh dan membubuhkan sesachet gula pasir ke dalamnya. Hampir pasti, selalu tiga komponen ini yang selalu mengawali pagiku: teh celup, serbuk gula, air panas. Aku bukan pecinta kopi. Tapi bukan juga anti sama kopi, sih. Semenjak aku tahu bahwa kopi memiliki efek yang sangat dahsyat dalam diriku, aku mulai memanfaatkan kopi untuk hal-hal seperlunya saja. Tidak untuk konsumsi harian, melainkan semacam 'obat' untuk diminum di saat perlu.
Ada semacam analogi antara nikmatnya minum teh dengan kinerja sebuah teamwork. Tentu saja perpaduan kehangatan airnya yang pas, aroma tehnya yang pas, serta jumlah gulanya yang pas pula, seperti sebuah teamwork yang isinya orang-orang yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing. Ada yang ahli dalam menyusun konsep, ada ang ahli melobi rekanan, ada yang ahli memimpin acara (Master of Ceremony), ada yang sigap dalam menerima tamu dan menyediakan akomodasi, ada yang hebat dalam mengkoordinir para driver untuk berlalu-lalang memfasilitasi transportasi. Sebagai pimpro, aku hanya menentukan pilihan manakala ada opsi-opsi yang agak berat konsekuensinya jika salah dalam memilih. Hanya perlu berpikir cepat dan mengambil keputusan. Tentu saja memanggul tanggung jawab yang cukup berat menyangkut risiko yang timbul, baik risiko keuangan, risiko reputasi dan risiko lainnya.
Tapi nikmatnya minum teh pagi ini benar-benar selaras dengan 'citarasa sukses' semalam dan tiga hari sebelumnya. Aku cinta hidup ini, aku cinta pekerjaan ini, aku bersyukur dan berbahagia sekali.
Walaupun dunia ini (katanya) tak seindah surga, tapi rasanya kelak aku akan merindukan ini semua. Seperti ingin mengulangi masa-masa indah dan perihnya dalam berjuang, bekerja, berpetualang, dan tentu saja, bercinta!
Menggeliat sejenak sambil melakukan gerak badan ringan. Terasa penatnya badan setelah semalam mengakhiri sebuah acara akbar, Jambore Pelayanan Primer yang dihadiri para dokter dan petugas Puskesmas serta Klinik Pratama serta Klinik TNI/Polri. Acara berlangsung tiga hari dari Rabu sampai Jumat (27-29/08/2014), aku bertindak sebagai pimpro, alias ketua panitia kegiatan kantor itu.
Pagi ini aku bersyukur sekali, semua berjalan lancar. Tak ada permasalahan yang berarti, walaupun kekurangan selalu saja ada. Tak mungkin sebuah event benar-benar berlangsung perfect dalam pandangan setiap orang. Tapi secara umum, semua berjalan lancar.
Baru awal puasa lalu aku bergabung disini. Sekitar dua bulan lalu aku menjadi bagian dari teamwork baru di Divisi Regional Papua ini. Memiliki teamwork yang hebat seperti ini memang sebuah keberuntungan bagiku. Tidak terbayang puluhan tahun silam aku akan bisa seperti ini. Masih terasa begitu beratnya memimpin sebuah organisasi remaja, muda-mudi karang taruna RT di kampungku, untuk pertama kalinya dipercaya memimpin waktu aku masih berusia belasan tahun. Yang memimpin dan yang dipimpin masih sama-sama belajar berorganisasi. Kini, ibaratnya hanya dengan tersenyum saja mereka tahu, hal terbaik apa yang harus dilakukan.
Aku bergegas memanaskan air dan menuangnya di sebuah cangkir. Lalu mencelup teh dan membubuhkan sesachet gula pasir ke dalamnya. Hampir pasti, selalu tiga komponen ini yang selalu mengawali pagiku: teh celup, serbuk gula, air panas. Aku bukan pecinta kopi. Tapi bukan juga anti sama kopi, sih. Semenjak aku tahu bahwa kopi memiliki efek yang sangat dahsyat dalam diriku, aku mulai memanfaatkan kopi untuk hal-hal seperlunya saja. Tidak untuk konsumsi harian, melainkan semacam 'obat' untuk diminum di saat perlu.
Ada semacam analogi antara nikmatnya minum teh dengan kinerja sebuah teamwork. Tentu saja perpaduan kehangatan airnya yang pas, aroma tehnya yang pas, serta jumlah gulanya yang pas pula, seperti sebuah teamwork yang isinya orang-orang yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing. Ada yang ahli dalam menyusun konsep, ada ang ahli melobi rekanan, ada yang ahli memimpin acara (Master of Ceremony), ada yang sigap dalam menerima tamu dan menyediakan akomodasi, ada yang hebat dalam mengkoordinir para driver untuk berlalu-lalang memfasilitasi transportasi. Sebagai pimpro, aku hanya menentukan pilihan manakala ada opsi-opsi yang agak berat konsekuensinya jika salah dalam memilih. Hanya perlu berpikir cepat dan mengambil keputusan. Tentu saja memanggul tanggung jawab yang cukup berat menyangkut risiko yang timbul, baik risiko keuangan, risiko reputasi dan risiko lainnya.
Tapi nikmatnya minum teh pagi ini benar-benar selaras dengan 'citarasa sukses' semalam dan tiga hari sebelumnya. Aku cinta hidup ini, aku cinta pekerjaan ini, aku bersyukur dan berbahagia sekali.
Walaupun dunia ini (katanya) tak seindah surga, tapi rasanya kelak aku akan merindukan ini semua. Seperti ingin mengulangi masa-masa indah dan perihnya dalam berjuang, bekerja, berpetualang, dan tentu saja, bercinta!
0 komentar:
Posting Komentar