Segaris cahaya menerobos celah pintu kamarku di tengah malam buta. Melintas tepat di mataku yang masih sayu, belum kuat untuk membelalak sempurna. Siapa yang datang?
Seperti biasa, perempuan itu lagi. Perempuan yang selalu hadir dalam mimpiku akhir-akhir ini. Perempuan yang mengaku datang dari masa lalu, beberapa generasi sebelum aku. Dia mengaku nenek dari buyutku. Entah sudah berapa generasi itu? Dia selalu datang dengan pakaian yang sama, model rambut yang sama, serta senyuman yang selalu menyejukkan hati itu. Tubuhnya yang indah seperti terbuat dari cahaya, penuh kehangatan.
Kali ini dia datang untuk mengatakan, "Selamat hari jadi, Nak!"
Kupeluk kebekuan cinta, ketika Nirwana menyapa untuk bahagia. Entah mengapa aku tiba-tiba tersentak di tengah lengahnya keheningan hidup. Aku lantas menghitung, sudah berapa lama aku ada di sini. Akhirnya akupun tersenyum sendiri. Bergumam senandung cinta di malam purnama. Alangkah indahnya hidup....
Seperti biasa, perempuan itu lagi. Perempuan yang selalu hadir dalam mimpiku akhir-akhir ini. Perempuan yang mengaku datang dari masa lalu, beberapa generasi sebelum aku. Dia mengaku nenek dari buyutku. Entah sudah berapa generasi itu? Dia selalu datang dengan pakaian yang sama, model rambut yang sama, serta senyuman yang selalu menyejukkan hati itu. Tubuhnya yang indah seperti terbuat dari cahaya, penuh kehangatan.
Kali ini dia datang untuk mengatakan, "Selamat hari jadi, Nak!"
Kupeluk kebekuan cinta, ketika Nirwana menyapa untuk bahagia. Entah mengapa aku tiba-tiba tersentak di tengah lengahnya keheningan hidup. Aku lantas menghitung, sudah berapa lama aku ada di sini. Akhirnya akupun tersenyum sendiri. Bergumam senandung cinta di malam purnama. Alangkah indahnya hidup....
0 komentar:
Posting Komentar