"Kalau Gue Miskin, Masalah Buat Lo?" Begitu rencananya judul tulisan ini. Tapi kesannya kok merendahkan diri banget? Padahal rendah diri tanda tak mampu! Jadi gimanaa... gitu! Seperti orang yang tidak bisa bersyukur. Daripada Tuhan marah, jadi judulnya dibikin yang sebaliknya saja. Suka-suka gue, kan? Tulisan, tulisan gue!
Itulah sekelumit tentang konflik batin selama penulisan judul yang sebenarnya nggak penting banget. Nggak penting kok masih dimuat juga? Ya sebenarnya diantara yang nggak penting itu terdapat hal-hal penting. Sesuatu bisa dianggap penting karena ada hal yang tidak penting, kan? Nah, biar tambah pusing deh!
Okay, to the point nih. Kaya dan miskin itu menurut saya kok relatif. Tidak ada nilai mutlak untuk keduanya. Barangkali orang miskin yang mendekati mutlak itu orang yang tidak punya apapun. Hidup sebatang kara, tak punya harta, bahkan telanjang bulat karena tak ada sehelai benangpun yang bisa dia kenakan sebagai pakaian. Jadi kalau dilihat, orang miskin yang mendekati mutlak itu tampak seksi! Mau lihat contohnya? Mari kita lihat "si Orang Miskin" yang satu ini:
Itulah sekelumit tentang konflik batin selama penulisan judul yang sebenarnya nggak penting banget. Nggak penting kok masih dimuat juga? Ya sebenarnya diantara yang nggak penting itu terdapat hal-hal penting. Sesuatu bisa dianggap penting karena ada hal yang tidak penting, kan? Nah, biar tambah pusing deh!
Okay, to the point nih. Kaya dan miskin itu menurut saya kok relatif. Tidak ada nilai mutlak untuk keduanya. Barangkali orang miskin yang mendekati mutlak itu orang yang tidak punya apapun. Hidup sebatang kara, tak punya harta, bahkan telanjang bulat karena tak ada sehelai benangpun yang bisa dia kenakan sebagai pakaian. Jadi kalau dilihat, orang miskin yang mendekati mutlak itu tampak seksi! Mau lihat contohnya? Mari kita lihat "si Orang Miskin" yang satu ini: