Mungkin saat ini kamu masih sempat melihat "Pusaran Batin" saya di Sidebar sebelah kanan ini. Tampilannya kalau belum berubah seperti gambar berikut di sebelah kiri. Bagi pengguna iOS memang tidak pernah bisa melihatnya. Bagi pengguna Android atau Windows masih bisa.
Kemarin Pusaran Batin itu tidak kelihatan, hanya judul saja, trus di bawahnya putih kosong belaka. Padahal seharusnya ada tulisan berputar pada waktu ada pointer mouse yang didekatkan ke area Pusaran Batin itu. Tulisan itu berisikan kategori-kategori yang saya cantumkan di setiap postingan. Saya juga baru memasangnya sekitar awal tahun 2012 ini. Padahal Fitur itu sudah dikembangkan sejak sebelum tahun 2008. Ketinggalan banget yah?
Usut punya usut, ternyata hal itu terjadi karena fitur ini tidak lagi dikembangkan oleh sang penemu, yaitu Mas Roy Tanck. Adapun beberapa alasannya diungkapankan dalam salah satu postingan di blognya: I’ll no longer be developing WP-Cumulus beberapa hari lalu. Sayapun sempat putus asa. Kiamat sudah, Pusaran Batin ini. Tidak akan ada pusaran yang indah lagi, apalagi yang seksi!
Untungnya saya sedang punya waktu buat mengobrak-abrik kode html yang menyusun template di blog saya. Tau kan? Kalau bukan orang komputer trus disuruh ngutak-atik html apa nggak pusing? Bahasa mesin, Bro! Saya sih asal nekad aja. Risikonya kalau ada yang salah, jadi berantakan. Tapi dengan prinsip kehati-hatian, trus memanfaatkan fitur backup dan restore, semuanya pasti bisa.
Jadi dengan modal nekad itulah saya kemudian dengan pedenya memperbaiki kode html tersebut. Berhasil sih, tapi nggak serta merta langsung bisa. Cari bantuan donk! Melalui jasa Google, ketemulah sama si Mopheat. Disitu saya menemukan jawaban, mengapa tiba-tiba Pusaran Batin yang ada di blog saya (dalam bahasa duniapersilatan perinternetan disebut wp-cumulus) tiba-tiba mogok begitu saja. Disitu pula saya temukan jalan untuk memperbaikinya sementara.
Sekilas mengenai WP-Cumulus. WP singkatan dari Wordpress, karena fitur ini dikembangan untuk Wordpress. Cumulus merupakan salah satu bentuk awan. Dalam pelajaran Geografi dulu kita mengenal ada awan kumulus, awan stratokumulus, awan sirus, dan sebagainya. Jadi bentuk pusaran yang saya maksud itu menyerupai gumpalan awan, sehingga dinamakan Cumulus oleh penemunya. Lalu di blog saya yang seksi ini, namanya jadi "Pusaran Batin".
Bagi para pemilik akun Blogger dikembangkan fitur serupa, yakni Blogumulus atau Blogumus. Menurut Mas Roy, WP-Cumulus di Blogger dikembangkan oleh seseorang bernama Amanda Kennedy. Karena dia sendiri enggakbecus berminat kalau sudah berhubungan dengan masalah blogger. Wordpress mania rupanya. Beda dengan saya, Wordpress nggak ngeh sama sekali. Blogger? Apalagi! Hehehehe...
Mengapa fitur yang indah ini tidak dikembangkan lagi?
Alasannya, banyak keluhan dari user. Banyak sekali masalahnya. Mas Roy sudah capek, kali? Dia sudah mencoba memperbaikinya beberapa kali, tapi masalah tetap ada silih berganti. Ada yang tidak jalan di beberapa situs, bahkan ada yang mengalami masalah banjir spam gara-gara pasang plug-in di situs mereka terkait Cumulus.
Tapi perkembangan dunia digital sepertinya menjadi alasan utama. Cumulus sudah tidak layak dikembangkan!
Wuah... Sadis!
Salah satu hal yang paling penting adalah bahwa tekhnologi pendukung sistem WP Cumulus yang disebut Flash sekarang sudah boleh dianggap sekarat. Flash bukan hanya tidak digunakan di iOS, namun juga tidak lagi dikembangkan untuk Android. Sedangkan di dalam platform lain sama sekali tidak bekerja. Disamping itu, tag awan WP Cumulus pada umumnya tampaknya kurang populer sekarang.
Saya kurang mengerti maksud mas Roy ini. Kok Windows nggak disebut? Bukannya Flash pertama kali mainnya di Windows? Atau Windows baru sudah mengembangkan fitur serupa Flash? Nggak mungkinlah kalau tekhnologi secantik Flash itu dibiarkan mati begitu saja tanpa ada pengganti yang lebih indah dan seksi?
Alasan lain bagi mas Roy mungkin lebih pribadi, tetapi semua makin mantap dari waktu ke waktu untuk sebuah keputusan bahwa sang penemu memang tidak lagi mengembangkannya. Mendukung dan mengembangkan plug-in populer membutuhkan banyak waktu. Sementara itu Mas Roy merasa tidak lagi mendapat apa-apa pada proyek ini.
Bahkan Mas Roy menganjurkan untuk tidak menggunakan WP Cumulus. Meskipun sekarang beberapa pihak masih mengupayakan bisa bekerja, tapi mungkin akan gagal di waktu mendatang.
Tapi bagi seorang blogger amatir seperti saya, prinsipnya sebelum ajal berpantang mati. Sampai titik darah penghabisan! Jadi kalau makhluk seksi bernama Flash itu belum benar-benar hilang dari muka bumi, saya akan terus menikmatinya. Mungkin pertimbangannya kalau sudah banyak orang yang tidak bisa melihat Pusaran Batin saya di gadget mereka, maka saat itulah saya baru akan mengganti Pusaran Batin ini menjadi semacam Seonggok Sampah, atau apalah.
Kemarin Pusaran Batin itu tidak kelihatan, hanya judul saja, trus di bawahnya putih kosong belaka. Padahal seharusnya ada tulisan berputar pada waktu ada pointer mouse yang didekatkan ke area Pusaran Batin itu. Tulisan itu berisikan kategori-kategori yang saya cantumkan di setiap postingan. Saya juga baru memasangnya sekitar awal tahun 2012 ini. Padahal Fitur itu sudah dikembangkan sejak sebelum tahun 2008. Ketinggalan banget yah?
Usut punya usut, ternyata hal itu terjadi karena fitur ini tidak lagi dikembangkan oleh sang penemu, yaitu Mas Roy Tanck. Adapun beberapa alasannya diungkapankan dalam salah satu postingan di blognya: I’ll no longer be developing WP-Cumulus beberapa hari lalu. Sayapun sempat putus asa. Kiamat sudah, Pusaran Batin ini. Tidak akan ada pusaran yang indah lagi, apalagi yang seksi!
Untungnya saya sedang punya waktu buat mengobrak-abrik kode html yang menyusun template di blog saya. Tau kan? Kalau bukan orang komputer trus disuruh ngutak-atik html apa nggak pusing? Bahasa mesin, Bro! Saya sih asal nekad aja. Risikonya kalau ada yang salah, jadi berantakan. Tapi dengan prinsip kehati-hatian, trus memanfaatkan fitur backup dan restore, semuanya pasti bisa.
Jadi dengan modal nekad itulah saya kemudian dengan pedenya memperbaiki kode html tersebut. Berhasil sih, tapi nggak serta merta langsung bisa. Cari bantuan donk! Melalui jasa Google, ketemulah sama si Mopheat. Disitu saya menemukan jawaban, mengapa tiba-tiba Pusaran Batin yang ada di blog saya (dalam bahasa dunia
Sekilas mengenai WP-Cumulus. WP singkatan dari Wordpress, karena fitur ini dikembangan untuk Wordpress. Cumulus merupakan salah satu bentuk awan. Dalam pelajaran Geografi dulu kita mengenal ada awan kumulus, awan stratokumulus, awan sirus, dan sebagainya. Jadi bentuk pusaran yang saya maksud itu menyerupai gumpalan awan, sehingga dinamakan Cumulus oleh penemunya. Lalu di blog saya yang seksi ini, namanya jadi "Pusaran Batin".
Bagi para pemilik akun Blogger dikembangkan fitur serupa, yakni Blogumulus atau Blogumus. Menurut Mas Roy, WP-Cumulus di Blogger dikembangkan oleh seseorang bernama Amanda Kennedy. Karena dia sendiri enggak
Mengapa fitur yang indah ini tidak dikembangkan lagi?
Alasannya, banyak keluhan dari user. Banyak sekali masalahnya. Mas Roy sudah capek, kali? Dia sudah mencoba memperbaikinya beberapa kali, tapi masalah tetap ada silih berganti. Ada yang tidak jalan di beberapa situs, bahkan ada yang mengalami masalah banjir spam gara-gara pasang plug-in di situs mereka terkait Cumulus.
Tapi perkembangan dunia digital sepertinya menjadi alasan utama. Cumulus sudah tidak layak dikembangkan!
Wuah... Sadis!
Salah satu hal yang paling penting adalah bahwa tekhnologi pendukung sistem WP Cumulus yang disebut Flash sekarang sudah boleh dianggap sekarat. Flash bukan hanya tidak digunakan di iOS, namun juga tidak lagi dikembangkan untuk Android. Sedangkan di dalam platform lain sama sekali tidak bekerja. Disamping itu, tag awan WP Cumulus pada umumnya tampaknya kurang populer sekarang.
Saya kurang mengerti maksud mas Roy ini. Kok Windows nggak disebut? Bukannya Flash pertama kali mainnya di Windows? Atau Windows baru sudah mengembangkan fitur serupa Flash? Nggak mungkinlah kalau tekhnologi secantik Flash itu dibiarkan mati begitu saja tanpa ada pengganti yang lebih indah dan seksi?
Alasan lain bagi mas Roy mungkin lebih pribadi, tetapi semua makin mantap dari waktu ke waktu untuk sebuah keputusan bahwa sang penemu memang tidak lagi mengembangkannya. Mendukung dan mengembangkan plug-in populer membutuhkan banyak waktu. Sementara itu Mas Roy merasa tidak lagi mendapat apa-apa pada proyek ini.
Bahkan Mas Roy menganjurkan untuk tidak menggunakan WP Cumulus. Meskipun sekarang beberapa pihak masih mengupayakan bisa bekerja, tapi mungkin akan gagal di waktu mendatang.
Tapi bagi seorang blogger amatir seperti saya, prinsipnya sebelum ajal berpantang mati. Sampai titik darah penghabisan! Jadi kalau makhluk seksi bernama Flash itu belum benar-benar hilang dari muka bumi, saya akan terus menikmatinya. Mungkin pertimbangannya kalau sudah banyak orang yang tidak bisa melihat Pusaran Batin saya di gadget mereka, maka saat itulah saya baru akan mengganti Pusaran Batin ini menjadi semacam Seonggok Sampah, atau apalah.
0 komentar:
Posting Komentar