Terserah kamu membacanya gimana judul diatas. Yang jelas orang yang bernama Aceng kini mendadak jadi buah bibir di berbagai media massa. Mulai dari media cetak, media elektronik, televisi, radio,
kulkas. Bahkan sampai ke media luar negeri!
Adalah Aceng HM Fikri, nama lengkap Bupati Garut Jawa Barat ini menikahi seorang gadis secara siri, lalu menceraikannya dalam waktu hanya empat hari sesudahnya. Bikin koprol dan wow saja nih, orang!
Kalau belum cukup buat kamu bilang "wow", perlu saya sampaikan juga bahwa ini perceraian hanya dilakukan lewat sms, trus alasannya karena sang gadis sudah tidak perawan. Gila kan? Gadis yang dinikahinya nih, umurnya baru 18 tahun. Masih bawah umur, Coy! Gadis kencur ditipu mentah-mentah nih sama sang pejabat. Jadi janda kencur deh, kamu!
Tentunya itu yang menjadi pemikiran semua orang sekarang ini. Masa'sih sudah tidak gadis? Lalu membuktikannya gimana? Toh dia juga sudah apain saja si gadis selama empat hari nggak ada orang yang tau kok!
Teramat susah bagi dunia medis menuduh seseorang "tidak perawan" lagi. Ini dengan mudahnya orang yang tidak punya kompetensi medis bisa mengatakan bahwa sesorang sudah tidak perawan.
Opo tumon?!
Yang jelas ini orang sungguh arogan. Tindakan Aceng yang menceraikan istri sirinya, Fany Oktora melalui SMS hanya empat hari setelah menikah dengan alasan sudah tidak perawan lagi, sudah dianggap melecehkan kaum perempuan. Terlebih, gadis yang dinikahi masih termasuk di bawah umur. Tambahan lagi, sang Pejabat masih terikat pernikahan sah dengan istri pertamanya.
Waw! Heboh pokoknya. Kemarin saya juga sempat nonton siaran televisi. Begitu kecewanya masyarakat Garut dengan perilaku Bupatinya itu. Apalagi mereka yang sempat memilihnya pada Pilkada sebelumnya. Merekapun beramai-ramai melakukan demo. Bahkan saya lihat seorang aktivis ibu-ibu membawa beberapa CD (celana dalam) wanita bekas, yang "dijemurnya" di pagar pintu gerbang kantor Bupati Garut.
Saya juga tidak begitu paham apa makna dibalik celana dalam itu. Yang jelas tindakan tersebut minimal telah mempermalukan Aceng Fikri sebagai seorang Bupati yang seharusnya dihormati. Apalagi CD tersebut sebagian juga ada yang diletakkan di atas gambar Aceng ketika dilantik menjadi Bupati.
Barangkali kalau Aceng bukan seorang Bupati, mungkin dampaknya tidak akan menjadi begini. Mungkin saja kisah serupa ini juga banyak terjadi di kalangan orang-orang yang tidak terkenal. Tapi lantaran karena terjadi sama si Aceng, maka segalanya jadi ikut mendadak ngAceng!