Kesempatan itu datang juga akhirnya, walau masih versi beta yang saya dapat waktu membeli majalah komputer edisi Juli ini. Windows 8, sebuah OS baru dari Microsoft yang sudah pernah digunakan di beberapa perangkat mobile, seperti Nokia misalnya.
Waktu menginstal harus melalui compact disk (CD) atau Flashdrive, jadi tidak langsung dari CD bawaan majalah yang ternyata memang tidak bootable. Dari CD bawaan itulah ada sebuah file yang akan mengekstrak diri ke dalam flashdrive atau CD lain sehingga jadi bootable.
Jadi kita tinggal booting dari flashdrive saja sampai proses instalasi berlangsung.
Akhirnya sampai juga pada tampilan awal dari Windows 8. Tampilan yang aneh. Dalam arti, masih asing. Sudah bertahun-tahun bergumul dengan tampilan seperti itu, dimana tombol Start secara default ada di kiri bawah dan beberapa ikon Quick Launch ada di dekatnya. Kali ini Start tak ubahnya sebuah halaman menu yang memenuhi layar berisikan ikon-ikon yang lebih pantas menjadi tampilan sebuah smartphone atau tablet berlayar kecil.
Desktop menjadi bagian kecil saja di menu Start itu.
Kalau tidak biasa memang jadi rumit. Untuk itu memang perlu membiasakan diri. Karena banyak sekali tampilan dan fungsi-fungsi tombol yang berubah letak. Rasanya mirip waktu mencoba Office 2007 untuk pertama kalinya, setelah sekian lama menggunakan MS Office 2003.
Sewaktu memasuki Desktop, tombol start tidak nampak, kita harus menekan tombol berlogo Windows di keyboard untuk menuju Start, itupun kembali ke bentuk menu satu layar penuh.
Di taskbar sebelah kiri bawah hanya ada tombol untuk Internet Explorer versi lama dan pembuka jendela Windows Explorer baru. Windows Explorer baru tampilan menunya mirip seperti menu di MS Office 2007 ataupun 2010.
Adapun Internet Explorer model baru ikonnya ada di menu Start. Berbeda dengan yang model lama, tampilan seperti itu lebih pantas jika diperuntukkan bagi smartphone layar sentuh ataupun komputer tablet.
Sayangnya tidak lama saya mencoba Windows 8, mendadak laptop saya itu rusak. Mati total. Entah apa penyebabnya belum diketahui pasti. Yaaah, kayaknya lama nih saya bakal memperbaikinya lagi.
Waktu menginstal harus melalui compact disk (CD) atau Flashdrive, jadi tidak langsung dari CD bawaan majalah yang ternyata memang tidak bootable. Dari CD bawaan itulah ada sebuah file yang akan mengekstrak diri ke dalam flashdrive atau CD lain sehingga jadi bootable.
Jadi kita tinggal booting dari flashdrive saja sampai proses instalasi berlangsung.
Akhirnya sampai juga pada tampilan awal dari Windows 8. Tampilan yang aneh. Dalam arti, masih asing. Sudah bertahun-tahun bergumul dengan tampilan seperti itu, dimana tombol Start secara default ada di kiri bawah dan beberapa ikon Quick Launch ada di dekatnya. Kali ini Start tak ubahnya sebuah halaman menu yang memenuhi layar berisikan ikon-ikon yang lebih pantas menjadi tampilan sebuah smartphone atau tablet berlayar kecil.
Desktop menjadi bagian kecil saja di menu Start itu.
Kalau tidak biasa memang jadi rumit. Untuk itu memang perlu membiasakan diri. Karena banyak sekali tampilan dan fungsi-fungsi tombol yang berubah letak. Rasanya mirip waktu mencoba Office 2007 untuk pertama kalinya, setelah sekian lama menggunakan MS Office 2003.
Sewaktu memasuki Desktop, tombol start tidak nampak, kita harus menekan tombol berlogo Windows di keyboard untuk menuju Start, itupun kembali ke bentuk menu satu layar penuh.
Di taskbar sebelah kiri bawah hanya ada tombol untuk Internet Explorer versi lama dan pembuka jendela Windows Explorer baru. Windows Explorer baru tampilan menunya mirip seperti menu di MS Office 2007 ataupun 2010.
Adapun Internet Explorer model baru ikonnya ada di menu Start. Berbeda dengan yang model lama, tampilan seperti itu lebih pantas jika diperuntukkan bagi smartphone layar sentuh ataupun komputer tablet.
Sayangnya tidak lama saya mencoba Windows 8, mendadak laptop saya itu rusak. Mati total. Entah apa penyebabnya belum diketahui pasti. Yaaah, kayaknya lama nih saya bakal memperbaikinya lagi.
0 komentar:
Posting Komentar