Kosong,
Memang kosong
Haripun hampa
Mimpipun tiada
Sepi,
Tak ada cerita
Diam,
Tanpa rencana
Ya disini,
Di rumah saja
Tak ada ketupat
Tak ada opor
Tak ada sambal goreng
Hanya selongsong ketupat kosong
Teronggok di lantai
Sendirian
Baiklah, Saudara-saudara! Memang ada banyak hal menjengkelkan tentang iPhone. Tapi di sisi lain, saya menemukan hal-hal yang terlalu asyik buat dilewatkan. Ini salah satunya: membuat komik dari koleksi foto-foto kita. Memang sih, disini saya tidak hanya memakai hasil jepretan iPhone. Karena saya masih jarang njepret pakai iPhone, koleksi foto yang banyak memang diperlukan untuk merangkai cerita agar menarik. Dalam hal ini saya memakai foto-foto aktifitas kantor tempat kerja saya. Bagi teman-teman yang merasa jadi "bintang" di komik ini, anggap saja ini parodi dari rutinitas kita selama ini. OK? Selamat menyimak:
Saat kutelepon, seperti memang sudah seharusnya, yang terucap hanyalah kata-kata maklum dan harapan segalanya akan baik-baik saja. Saling berbagi doa dan ucapan selamat, sepertinya hanya tinggal pemanis bibir.
Jauh di lubuk hati terbersit harapan bahwa mestinya saya pulang. Setahun sekali masa' tidak bisa menjalani? Kapan lagi Bapak sama Ibu akan bertemu Kalian? Sudah semakin tua, sudah keburu... Ah, sudahlah! Bukan itu sebenarnya harapan itu kan? Saya yakin kedua orang tua dan kedua mertua masih segar bugar, Tuhanlah yang akan melindungi mereka semua. Aamiin!
Setidaknya ada satu, dua, tiga, empat, lima,... enam! Ada enam alasan mengapa kali ini saya tidak bisa mudik. Sebenarnya lebih ke alasan klise, sih. Tapi keenam-enamnya membentuk sebuah kompleksitas berupa halangan yang menyebabkan saya tidak bisa mudik tahun ini. Insya Allah, masih bisa bertemu dalam kondisi yang lebih baik. Pertemuan kan tidak selalu harus di momen-momen dimana orang berjubel, serentak ingin melakukan hal yang sama di waktu yang sama pula.
Rindu, mungkin perasaan seperti ini terlalu biasa untuk sebuah perpisahan panjang. Walaupun di jaman 3G (triji) ini seharusnya sebuah perpisahan sudah tidak lagi berarti. Orang tidak semata-mata hanya mampu mengirim data berupa teks atau gambar, videocalling pun bisa jadi. Dengan demikian emosipun bisa kita alirkan melalui streaming, kapanpun mau.
Memang sih, kemampuan seperti itu kadang justru dibatasi oleh kita-kita sendiri. Lintas operator, misalnya. Untuk alasan bisnis tentunya mereka tidak membuka kemungkinan untuk berkomunikasi videocalling antar operator. Kalaupun nanti sudah dibuka, maka hal itu pasti dibebani biaya yang sangat mahal.
Jadi, pelanggan yang mesti menyesuaikan. Berlanggananlah operator yang sama. Tapi itu sulit juga. Di dalam mind set kita sudah terlanjur ada kata "mahal" untuk operator tertentu. Padahal operator ini yang justru trijinya sudah menjangkau ke pelosok-pelosok, bahkan sampai ke kloset rumah saya lho! Pun begitu, mahalnya musti dibandingin dengan ongkos transport kesana ditambah segala macem risiko yang ada.
Bagi pengguna di kota-kota besar, dimana semua operator sudah tersebar mungkin tak masalah pakai sembarang operator, fitur sama saja, bisa milih yang tarifnya lebih murah. Di daerah dimana beberapa operator fiturnya masih belum lengkap, punya gadget super-smart sekalipun tidak ada gunanya. Mandul! Jadi kalau mau eksis, ya terpaksa pakai yang paling mendukung kecanggihan smartphone-nya.
Malahan, sekarang ini justru gadgetnya yang ikut-ikutan egois. Fitur tertentu sama mandulnya. Karena harus sesama Blekberi, harus sesama iPhone,sesama tai kucing, dan sebagainya. Kalau tau begini saya males pakai telpon pintar tapi bego. Punya telepon pintar cuman buat bergaya. Makanya kalau liat orang bawa-bawa tentengan gadget keren disini jangan langsung "wah". Operatornya apa dulu. Dah gitu layanannya diaktifkan gak? Kalau cuman buat sms sama telpon doank mah, kuno!
Jauh di lubuk hati terbersit harapan bahwa mestinya saya pulang. Setahun sekali masa' tidak bisa menjalani? Kapan lagi Bapak sama Ibu akan bertemu Kalian? Sudah semakin tua, sudah keburu... Ah, sudahlah! Bukan itu sebenarnya harapan itu kan? Saya yakin kedua orang tua dan kedua mertua masih segar bugar, Tuhanlah yang akan melindungi mereka semua. Aamiin!
Setidaknya ada satu, dua, tiga, empat, lima,... enam! Ada enam alasan mengapa kali ini saya tidak bisa mudik. Sebenarnya lebih ke alasan klise, sih. Tapi keenam-enamnya membentuk sebuah kompleksitas berupa halangan yang menyebabkan saya tidak bisa mudik tahun ini. Insya Allah, masih bisa bertemu dalam kondisi yang lebih baik. Pertemuan kan tidak selalu harus di momen-momen dimana orang berjubel, serentak ingin melakukan hal yang sama di waktu yang sama pula.
Rindu, mungkin perasaan seperti ini terlalu biasa untuk sebuah perpisahan panjang. Walaupun di jaman 3G (triji) ini seharusnya sebuah perpisahan sudah tidak lagi berarti. Orang tidak semata-mata hanya mampu mengirim data berupa teks atau gambar, videocalling pun bisa jadi. Dengan demikian emosipun bisa kita alirkan melalui streaming, kapanpun mau.
Memang sih, kemampuan seperti itu kadang justru dibatasi oleh kita-kita sendiri. Lintas operator, misalnya. Untuk alasan bisnis tentunya mereka tidak membuka kemungkinan untuk berkomunikasi videocalling antar operator. Kalaupun nanti sudah dibuka, maka hal itu pasti dibebani biaya yang sangat mahal.
Jadi, pelanggan yang mesti menyesuaikan. Berlanggananlah operator yang sama. Tapi itu sulit juga. Di dalam mind set kita sudah terlanjur ada kata "mahal" untuk operator tertentu. Padahal operator ini yang justru trijinya sudah menjangkau ke pelosok-pelosok, bahkan sampai ke kloset rumah saya lho! Pun begitu, mahalnya musti dibandingin dengan ongkos transport kesana ditambah segala macem risiko yang ada.
Bagi pengguna di kota-kota besar, dimana semua operator sudah tersebar mungkin tak masalah pakai sembarang operator, fitur sama saja, bisa milih yang tarifnya lebih murah. Di daerah dimana beberapa operator fiturnya masih belum lengkap, punya gadget super-smart sekalipun tidak ada gunanya. Mandul! Jadi kalau mau eksis, ya terpaksa pakai yang paling mendukung kecanggihan smartphone-nya.
Malahan, sekarang ini justru gadgetnya yang ikut-ikutan egois. Fitur tertentu sama mandulnya. Karena harus sesama Blekberi, harus sesama iPhone,
Woke up lately at 12.00 pm. There was nothing in the mind. Even a simple plan. But then we had to put some parcels into the car baggage. After taking a bath, I put those packed materials before went to a supermarket with my sweethearts. They loved to have some walk and got new dresses, glasses, and shoes. We spent the time in that supermarket, until it was the time to eat. Yeah, it's still fasting month, of course.
Someone once said, "There comes a time in your life, when you walk away from all the drama and people who create it.
You surround yourself with people who make you laugh.
Forget the bad, and focus on the good.
Love the people who treat you right, pray for the ones who don't.
Life is too short to be anything but happy.
Falling down is a part of life, getting back up is living.
Being alive is a gift, living life happily is a choice.
So choose today to Live, Laugh, & Love...".
You surround yourself with people who make you laugh.
Forget the bad, and focus on the good.
Love the people who treat you right, pray for the ones who don't.
Life is too short to be anything but happy.
Falling down is a part of life, getting back up is living.
Being alive is a gift, living life happily is a choice.
So choose today to Live, Laugh, & Love...".
Langganan:
Postingan (Atom)