Banyak orang menganggap binatang laba-laba (arachnoidea) adalah serangga. Padahal sebenarnya dia sudah jauh berbeda dengan serangga (insecta). Salah satu ciri nyata yang membedakannya adalah kaki. Kaki laba-laba ada empat pasang, sedangkan serangga kakinya tiga pasang dan sebagian diantara spesies serangga ada yang memiliki sayap. Kehadiran keduanya, baik serangga maupun laba-laba biasanya tidak mengganggu kehidupan manusia sekalipun mereka hadir di dalam rumah. Namun serangga tertentu seperti semut, kehadirannya dalam jumlah besar bersama koloni dan biasanya suka mengotori meja makan, baru akan dianggap mengganggu.
Laba-laba di rumah kita biasanya membuat sarang di sudut-sudut dinding yang cenderung jarang terkena sentuhan manusia. Jadi mereka juga tidak mengganggu. Apalagi kalau binatangnya kecil dan hampir tidak kelihatan secara sekilas. Kadang kehadiran laba-laba yang besar, bisa sampai menimbulkan rasa takut, jijik, sampai phobia.
Disamping sosoknya yang menakutkan, beberapa spesies juga memiliki racun. Saya sendiri juga pernah terkena sengatan laba-laba jenis tarantula kecil. Waktu itu saya masih duduk di sekolah dasar, pulang sekolah suka main-main di kebun. Di selembar daun pada sebatang pohon jeruk, hinggap seekor laba-laba putih kecil berbulu lebat. Dominasi warna putih dengan ruas kaki paling ujung berwarna hitam. Demikian juga dengan kedua bola matanya tampak hitam berkilau. Dari bentuknya yang imut itu saya tertarik dan mencoba menangkapnya. Tapi apa daya ketika saya memegangnya. Terlihat jelas rahangnya menggigit ibu jari tangan saya dan secara refleks saya mengibaskan tangan diikuti rasa yang teramat nyeri. Jelas-jelas dia berbisa. Kalau hanya gigitan tanpa bisa, saya sudah sering merasakan sewaktu digigit belalang ataupun capung. Saya memang dulunya usil, jadi tahu rasanya digigit capung segala.
Untungnya hanya gigitan tarantula kecil, kalau yang besar katanya ada yang sampai mematikan. Itu juga kemudian baru saya ketahui beberapa hari setelah digigit laba-laba. Kebetulan buku di perpustakaan sekolah ada ensiklopedi tentang binatang ini. Sejak itu saya mulai hati-hati menghadapi binatang yang bernama laba-laba ini, jenis apapun, terutama yang bentuknya besar dan hidup di luar rumah.
Beda lagi pandangan dunia klenik. Laba-laba dianggap penjelmaan dari jin. Beh! Saya sih tidak percaya sekali, tapi saya menghormati setiap kemungkinan kalau memang ada hubungan antara dunia gaib dan dunia binatang. Seperti misalnya: anjing melolong panjang di malam hari ketika melihat sosok jin. Mungkin benar ya? Sewaktu tetangga saya membuka lahan dengan membabat habis rumpun bambu di depan rumahnya untuk dibangun kios, setiap malam anjing tetangga yang lain melolong terus. Bahkan sampai beberapa hari lamanya di setiap malam.
Ada lagi yang bilang kalau ada ayam jantan berkokok di malam hari itu tandanya ada perawan hamil. Perawan kok hamil? Ya kasarnya akan ada seorang gadis yang ketahuan hamil diluar nikah, gitu deh! Mungkin juga benar, karena sebagian orang berkata bahwa kokok si Ayam jantan di malam hari menandakan ia melihat sosok malaikat. Mungkin juga malaikat yang dilihat si Ayam sedang mendapat utusan mengantar ruh kepada si jabang bayi yang dikandung oleh sang perawan tadi.
Nah, bagaimana dengan laba-laba? Jangan-jangan benar dia penjelmaan jin? Pasalnya laba-laba besar ini selalu muncul sekonyong-konyong begitu saja. Tidak tahu kapan tumbuh besar dewasanya, tahu-tahu nongol sudah sebesar itu di kamar mandi. Selalu juga di kamar mandi, tempat dimana pengasuh anak saya sering melihat sosok Miss Kay disitu. Tapi bisa saja 'kan, barangkali binatang ini tumbuh besar di luar rumah, terus pada masa breeding dia mencari tempat teduh dan lembab untuk bertelur?
Suatu ketika saya melihat laba-laba besar di dinding kamar. Saya menangkapnya menggunakan kaleng untuk kemudian saya buang di kebun. Karena menjaga kemungkinan pengalaman masa lalu terulang, saya tidak mau menangkapnya dengan tangan kosong. Cukup jauh saya membuangnya, karena saya tidak mau membunuh binatang tak bersalah ini. Tidak tahu mengapa hanya selang waktu sejam, sudah ada lagi sosok laba-laba besar di dinding yang sama. Apakah itu laba-laba yang tadi? Entahlah. Saya juga lagi males untuk penasaran dan membuktikan dengan menaruhnya dalam botol bening tertutup dan mengamatinya. Saat ini bukan waktunya untuk itu.
Belakangan saya mendapat isu baru tentang laba-laba. Isu itu justru dari istri saya. Kemarin laba-laba serupa saya temukan lagi di rumah. Istri saya bilang, itu tandanya kita bakal menerima rejeki banyak. Oh, jadi laba-laba itu mendatangkan rejeki? Bukan "mendatangkan", tapi "pertanda". Jadi jangan syirik, lantaran mau dapat rejeki banyak trus memelihara laba-laba. Tapi masa' sih kita mau dapat rejeki lagi? 'Kan kita sudah terima gaji tanggal dua kemarin? Masih nerima Tunjangan Pendidikan sebesar satu kali gaji juga. Trus laba-laba itu muncul. Mau dapet undian dari Telkomsel kali'?
Keesokan harinya ternyata waktu arisan, giliran saya yang dapet. Alhamdulillaah! Lumayaan! Hehe!
Laba-laba di rumah kita biasanya membuat sarang di sudut-sudut dinding yang cenderung jarang terkena sentuhan manusia. Jadi mereka juga tidak mengganggu. Apalagi kalau binatangnya kecil dan hampir tidak kelihatan secara sekilas. Kadang kehadiran laba-laba yang besar, bisa sampai menimbulkan rasa takut, jijik, sampai phobia.
Disamping sosoknya yang menakutkan, beberapa spesies juga memiliki racun. Saya sendiri juga pernah terkena sengatan laba-laba jenis tarantula kecil. Waktu itu saya masih duduk di sekolah dasar, pulang sekolah suka main-main di kebun. Di selembar daun pada sebatang pohon jeruk, hinggap seekor laba-laba putih kecil berbulu lebat. Dominasi warna putih dengan ruas kaki paling ujung berwarna hitam. Demikian juga dengan kedua bola matanya tampak hitam berkilau. Dari bentuknya yang imut itu saya tertarik dan mencoba menangkapnya. Tapi apa daya ketika saya memegangnya. Terlihat jelas rahangnya menggigit ibu jari tangan saya dan secara refleks saya mengibaskan tangan diikuti rasa yang teramat nyeri. Jelas-jelas dia berbisa. Kalau hanya gigitan tanpa bisa, saya sudah sering merasakan sewaktu digigit belalang ataupun capung. Saya memang dulunya usil, jadi tahu rasanya digigit capung segala.
Untungnya hanya gigitan tarantula kecil, kalau yang besar katanya ada yang sampai mematikan. Itu juga kemudian baru saya ketahui beberapa hari setelah digigit laba-laba. Kebetulan buku di perpustakaan sekolah ada ensiklopedi tentang binatang ini. Sejak itu saya mulai hati-hati menghadapi binatang yang bernama laba-laba ini, jenis apapun, terutama yang bentuknya besar dan hidup di luar rumah.
Beda lagi pandangan dunia klenik. Laba-laba dianggap penjelmaan dari jin. Beh! Saya sih tidak percaya sekali, tapi saya menghormati setiap kemungkinan kalau memang ada hubungan antara dunia gaib dan dunia binatang. Seperti misalnya: anjing melolong panjang di malam hari ketika melihat sosok jin. Mungkin benar ya? Sewaktu tetangga saya membuka lahan dengan membabat habis rumpun bambu di depan rumahnya untuk dibangun kios, setiap malam anjing tetangga yang lain melolong terus. Bahkan sampai beberapa hari lamanya di setiap malam.
Ada lagi yang bilang kalau ada ayam jantan berkokok di malam hari itu tandanya ada perawan hamil. Perawan kok hamil? Ya kasarnya akan ada seorang gadis yang ketahuan hamil diluar nikah, gitu deh! Mungkin juga benar, karena sebagian orang berkata bahwa kokok si Ayam jantan di malam hari menandakan ia melihat sosok malaikat. Mungkin juga malaikat yang dilihat si Ayam sedang mendapat utusan mengantar ruh kepada si jabang bayi yang dikandung oleh sang perawan tadi.
Nah, bagaimana dengan laba-laba? Jangan-jangan benar dia penjelmaan jin? Pasalnya laba-laba besar ini selalu muncul sekonyong-konyong begitu saja. Tidak tahu kapan tumbuh besar dewasanya, tahu-tahu nongol sudah sebesar itu di kamar mandi. Selalu juga di kamar mandi, tempat dimana pengasuh anak saya sering melihat sosok Miss Kay disitu. Tapi bisa saja 'kan, barangkali binatang ini tumbuh besar di luar rumah, terus pada masa breeding dia mencari tempat teduh dan lembab untuk bertelur?
Suatu ketika saya melihat laba-laba besar di dinding kamar. Saya menangkapnya menggunakan kaleng untuk kemudian saya buang di kebun. Karena menjaga kemungkinan pengalaman masa lalu terulang, saya tidak mau menangkapnya dengan tangan kosong. Cukup jauh saya membuangnya, karena saya tidak mau membunuh binatang tak bersalah ini. Tidak tahu mengapa hanya selang waktu sejam, sudah ada lagi sosok laba-laba besar di dinding yang sama. Apakah itu laba-laba yang tadi? Entahlah. Saya juga lagi males untuk penasaran dan membuktikan dengan menaruhnya dalam botol bening tertutup dan mengamatinya. Saat ini bukan waktunya untuk itu.
Belakangan saya mendapat isu baru tentang laba-laba. Isu itu justru dari istri saya. Kemarin laba-laba serupa saya temukan lagi di rumah. Istri saya bilang, itu tandanya kita bakal menerima rejeki banyak. Oh, jadi laba-laba itu mendatangkan rejeki? Bukan "mendatangkan", tapi "pertanda". Jadi jangan syirik, lantaran mau dapat rejeki banyak trus memelihara laba-laba. Tapi masa' sih kita mau dapat rejeki lagi? 'Kan kita sudah terima gaji tanggal dua kemarin? Masih nerima Tunjangan Pendidikan sebesar satu kali gaji juga. Trus laba-laba itu muncul. Mau dapet undian dari Telkomsel kali'?
Keesokan harinya ternyata waktu arisan, giliran saya yang dapet. Alhamdulillaah! Lumayaan! Hehe!
0 komentar:
Posting Komentar