Semilir angin menghembus pelan. Derai ombak berulang-ulang menyentuh bibir pantai yang hangat. Senandungpun terdengar pelan. Nuansanya memang biasa. Sudah teramat biasa untuk sebuah pantai yang dulu pernah hampir setiap hari terhampar di depan mata.
Tapi mataku tiba-tiba tertuju ke pemandangan yang lebih detil: pasir pantai ini. Bukan pasir, tapi butiran kerikil kecil berdiameter 3 s.d. 10 mm. Komunitasnya begitu heterogen, terlihat dari perbedaan warna, bentuk, tekstur dan beratnya.
Aku jadi teringat dulu pernah punya teman yang memiliki hobi mengoleksi pasir pantai. Di lemari kaca khusus dia taruh gelas bening berderet-deret. Gelas yang sengaja dipilih berbentuk polos dan seragam. Di dalam gelas-gelas itulah terdapat setengah penuh pasir pantai, dari yang lembut sampai yang paling kasar. Kemudian di bagian depan gelas tertempel label nama pantai dimana pasir itu berasal. Tampaknya menarik.
Hobinya memang jalan-jalan ke pantai. Seluruh pantai di Jawa dan Bali pernah ia susuri. Meskipun menurut pengakuannya, tidak semua pasir itu dia peroleh sendiri dengan mengambilnya di pantai, melainkan beberapa diantaranya hanya titip teman.
0 komentar:
Posting Komentar