Tampak Qur'an dan Injil disediakan di laci Hotel Aston.
Sudah kesekian kali saya berkunjung ke kota ini. Kota yang dihuni oleh penganut Muslim dan Nasrani yang hampir sama dominannya, disamping beberapa penganut agama lain. Kerukunan antar umat beragama disini memang bikin salut.
Memang sih, nuansa muslim di kota ini jadi agak berkurang, tak seperti kehidupan di masyarakat yang dominan Muslim seperti di kota-kota yang pernah saya tinggali: Gorontalo, Ternate (Maluku Utara), ataupun Solo (Jawa Tengah). Misalnya, saya jadi bingung soal waktu shalat. Adzan hampir tak pernah terdengar di kota ini, bahkan Shubuh sekalipun. Biasanya sepagi itu belum banyak aktifitas masyarakat, tapi adzan Shubuh nyaris tak terdengar. Bahkan lebih dominan suara anjing menggonggong di mana-mana. Hampir semua warga, terutama yang Nasrani memelihara anjing di rumahnya. Bahkan banyak juga anjing-anjing liar yang tidak memiliki tuan.